Selasa, 25 November 2008

Mossad, Is The Myth Finally Revealed ?



Judul : MOSSAD
Sub Judul : Tipu Daya yang Dibeberkan oleh Mantan Agen Dinas Rahasia Israel
Penulis : Claire Hoy, Victor Ostrovsky
Penerjemah : Drs. F.X. Budiyanto
Penerbit : Binarupa Aksara
Tebal : 616 halaman
Terbit : 2007

Bertahun-tahun PLO serta Yasser Arafat tidak menyadari bahwa salah satu orang terdekatnya, yakni pengemudi pribadinya yang juga sekaligus pengawal pribadi dan anggota Pasukan 17 adalah pengkhianat besar. Ia bekerja untuk musuh besar bangsa Palestina; Israel, dengan cara menyuplai informasi atas segala hal tentang PLO dan Yasser Arafat lewat tangan Mossad. Tentu saja dengan imbalan sejumlah besar uang.

Durak Kasim, nama pengawal itu, melapor kepada Mossad hampir setiap hari, dengan berbagai cara ; melalui frekuensi radio, menelepon, mengirim surat lewat pos, bahkan pernah datang langsung ke "kapal selam", sebutan untuk pos rahasia Mossad di negara lain. Ketamakan membuatnya tak peduli meski harus melapor langsung dari dalam markas PLO. Atas 'kesetiaannya' itu, ia mendapat imbalan $2.000 per laporan. Itulah salah satu hal yang diungkap oleh penulis buku ini, Victor Ostrovsky (VO).

VO lahir dari keluarga Yahudi. Dibesarkan sebagai Zionis yang antusias, ia yakin bahwa negara Israel tidak mungkin berbuat salah. Keluarga besarnya adalah keluarga perang. Ayahnya pilot pesawat tempur. Ibunya anggota pasukan Hagona. Pamannya berada dalam unit elit angkatan perang Wolves of Samson sebelum negara Israel berdiri. Ia sendiri pada awalnya bergabung dengan angkatan laut Israel, sebelum akhirnya direkrut sebagai katsa oleh Mossad.

Sebagai seorang katsa, VO mengetahui banyak hal tentang Mossad; struktur organisasi, sistem perekrutan, infrastruktur, jaringan di seluruh dunia, tokoh-tokohnya dan yang paling penting operasi-operasi serta rahasia-rahasia besarnya. Percayakah Anda bahwa Adnan Khashoggi, miliarder dari Arab Saudi itu ternyata Agen Mossad. Bagaimana ia menggunakan uang Mossad untuk membiayai usaha-usahanya yang berani. Atau Anda ingin tahu bagaimana Mossad menculik Mordechai Vanunu dari sebuah kapal pesiar di Laut Tengah, membiusnya, menyelundupkannya ke kapal perang Israel, untuk kemudian diadili dengan cepat dan dipenjarakan.

Pada tanggal 23 Oktober 1983 pukul 6.20 sebuah truk Mercedez berukuran besar mendekati bandar udara Beirut, melewati zona pengawasan prajurit jaga Israel, menerobos pos pemeriksaan Angkatan Bersenjata Lebanon, dan belok kiri ke tempat parkir. Seorang marinir Amerika Serikat melaporkan bahwa truk tersebut menambah kecepatan. Tetapi sebelum ia dapat melakukan apa-apa, truk tersebut melesat menuju Gedung Keselamatan Penerbangan yang digunakan sebagai markas besar Batalion Marinir Kedelapan, menerobos masuk ke dalam lobi dan meledak dengan kekuatan luar biasa. Gedung empat lantai tersebut ambruk menjadi puing-puing. 241 marinir tewas.

Beberapa menit kemudian satu truk lagi menabrak markas besar pasukan para Perancis di Bir Hason, tiga kilometer dari kamp Amerika Serikat, menewaskan 58 tentara.

Apa hubungan kedua peristiwa tersebut dengan Mossad? Adalah Mossad tahu secara terperinci rencana peledakan tersebut tapi tidak bersedia membaginya dengan siapapun. Alasan yang dikemukakan adalah " .. Kita di sana (Beirut) bukan untuk melindungi orang Amerika. Mereka negara besar..".. Atau, secara sinis mereka berpendapat "Hey, mereka (Amerika Serikat) ingin ikut campur dalam masalah Lebanon. Biarkan mereka membayar harganya."

Lalu mengapa VO yang semula merasa bangga ketika dipilih dan diberi hak istimewa untuk bergabung dengan apa yang ia anggap sebagai tim elite Mossad, dan dengan jumawa berkata hanya sedikit orang Israel yang tidak mau bertukar tempat dengannya, berbalik untuk membeberkan segala rahasia ini, dengan cara menulis sebuah buku bersama Claire Hoy? "Namun, karena penyelewengan tujuan dan misi utama organisasi yang saya jumpai di dalam tubuh Mosssad, ditambah lagi dengan apa yang disebut ketamakan tim, nafsu, dan ketiadaan rasa hormat terhadap nyawa manusia, telah memotivasi saya untuk menuliskan cerita ini". Demikian. Anda percaya ?

Ataukah Victor sedang berlaku sebagai seorang katsa yang sedang melakukan kutukan terbesarnya terhadap katsa yang lain : "Mudah-mudahan aku membaca tentang Anda di dalam surat kabar" (hal 578). Hanya kali ini di buku.

Ataukah buku ini merupakan bagian dari taktik penyesatan informasi, operasi yang lazim dalam dunia intelijen, oleh Sang Kadet 16 ini ?

Ataukah data-data dalam buku ini memang benar adanya sehingga buku ini layak disebut sebagai penyingkap mitos tentang Mossad ?

Andai ada yang mampu memverifikasi kebenaran data-data dalam buku ini tentu pertanyaan tersebut bisa dijawab. Tetapi andai data-data tersebut benar adanya tentu Mossad tidak tinggal diam. Mossad yang sekarang pasti sama sekali telah berbeda dengan apa yang tergambar dalam buku ini. So, kita tunggu katsa berikutnya yang siap berkhianat.

Visi 2030: Kemakmuran atau Ilusi (GDP $ 18.000 = kemakmuran ?)


Semoga Anda tidak kaget melihat gambar uang di samping. Ya, ini benar-benar ada, uang dengan nilai nominal lima ratus juta (500.000.000) dari Republik Srpska. Namun pahamkah Anda tentang apa yang terjadi, sehingga, dari waktu ke waktu, angka yang ditulis dalam uang kertas kita semakin besar ?
Update 1 : Senin, 21 Juli 2008, Bank Sentral Zimbabwe resmi mengeluarkan pecahan uang kertas dengan nominal Z 100.000.000.000 atawa 100 milyar dolar Zimbabwe. Ini akibat laju inflasi di negara tersebut yang mencapai 2,2 juta %! Lebih menyedihkan, uang sebesar itu hanya cukup untuk membeli dua kerat roti atau naik bus komuter pergi pulang.

Update 2 : September 2008 pemerintah Zimbabwe mengumumkan inflasi di negara itu mencapai 11,2 juta %.

Update 3 : Awal Desember 2008 pemerintah Zimbabwe mengumumkan inflasi tahunan hingga saat itu mencapai 213 juta %. Wow ! Pengen tahu nilai tukar Dolar Zimbabwe terhadap US Dollar ? Nich angkanya. $1 = Z 642.371.437.695.221.000 alias Z642 ribu trilyun. Meski kurs resmi versi pemerintah sendiri $1=Z19.393,94, namun faktanya nilai tukar yang berlaku di pasaran berkisar pada angka tersebut. Sedangkan perhitungan Mutual Implied Rate Zimbabwe dan London Stock Exchange, menghasilkan angka $1=Z12.940.564.762.479.800. Susah membayangkan situasinya ? Mungkin fakta ini bisa membantu, harga 1 butir telur = 35.000.000.000 atau Z 35 Milyar. Puas, puas ??!!

Update 4 : Sakjane wis ra tego arep updet meneh. Mesakke banget! Bayangin per 16 Januari 2009 ini pemerintah Zimbabwe mengeluarkan uang baru dengan denominasi 100 trilyun, sedangkan tingkat inflasi mendera hingga 231 juta %.

Hal lain, semoga kita tidak serta merta merasa lebih makmur hanya karena penghasilan kita secara nominal bertambah. Bukan untuk tidak bersyukur. Sama sekali bukan. Tapi agar kita tidak terkelabui; ilusi kita anggap sebagai fakta.

Sederhananya demikian. Jika dalam suatu periode penghasilan Anda naik 6% sementara inflasi berada pada angka 10% sesungguhnya kemakmuran Anda justru berkurang sebesar 4% (10%-6%). Atau terbayangkankah oleh Anda bahwa Anda yang hari ini kaya raya besok pagi jatuh miskin seketika. Uang Anda yang setumpuk itu tiba-tiba loyo kehilangan daya beli hanya karena pemerintah memotong nilainya, atau karena terjadi hiperinflasi. Sungguh tidak adil ! Hasil kerja keras kita sekian lama menyusut bahkan musnah sia-sia. Kita menanggung akibat bukan atas suatu kesalahan yang kita lakukan.

Berikut sebuah artikel menarik yang semoga dapat membuka mata kita bahwa banyak ketertipuan-ketertipuan yang kita sandang terkait dengan pandangan kita tentang kemakmuran.


Bagian I: Kemakmuran dan Kenyataan Sejarah
Ditulis oleh Imam Semar pada tanggal 1 Juli 2007

Saya jarang membaca koran atau majalah. Paling-paling hanya headline-nya saja. Dan beberapa minggu lalu muncul hal baru yang menjadi headline berjudul Visi 2030. Intinya ialah pendapatan perkapita, GDP Indonesia akan mencapai $ 18.000 (delapan belas ribu US dollar) per tahun dan Indonesia menjadi ekonomi dunia ke 5. Kemudian heboh antara SBY dan Amin Rais dalam kasus dana sumbangan pemilihan presiden. Hal ini membuat saya tergelitik untuk menulis opini ini, sekalian untuk menyambut ulang tahun lahirnya Pancasila, yang dengungnya sudah pudar. Saya juga ingin mengungkapkan kejahatan-legal yang berkaitan dengan kemakmuran dan tidak pernah diungkapkan di media massa.

Dalam masalah kemakmuran GDP $18.000 per kapita, saya skeptis. Sebabnya ialah sepanjang hidup saya, dengan pergantian tiga (3) jaman, yaitu jaman Orde Lama Sukarno, Orde Baru Pembangunan Lepas Landas Suharto, dan jaman Reformasi Otonomi Daerah, kemakmuran tidak beranjak kemana-mana, bahkan turun. Saya juga skeptis terhadap adanya perbaikan karena pergantian kabinet yang baru saja terjadi. Hal ini karena data ekonomi mengatakan demikian dan itu akan kita lihat dalam seri tulisan ini.

Mengenai Visi 2030 butir pertama, bahwa GDP $ 18.000 per kapita mungkin bisa tercapai. Tetapi GDP $ 18.000 per kapita tidak identik dengan kemakmuran. Artinya, tingkat hidup dan tingkat kemakmuran bangsa Indonesia tidak akan beranjak kemana-mana dengan kenaikan dari $1.490 GDP per kapita saat ini ke $18.000 di tahun 2030. Sedang untuk butir kedua – ekonomi nomer 5 dunia, saya tidak yakin bisa tercapai. Saya akan jelaskan berdasarkan sejarah dan akal sehat, kenapa saya skeptis. Saya hidup di tiga (3) jaman yaitu Jaman Orde Lama (Orla), Orde Baru (Orba) dan Jaman Reformasi. Jadi saya betul-betul mengenal ketiga jaman itu. Jaman sebelumnya juga akan disinggung yaitu Jaman Normal (itu istilah nenek kakek kita). Tetapi dasarnya hanya cerita para orang-orang tua saja dan untuk hal ini pembaca boleh dipercaya atau tidak.

Sebelum melanjutkan kepada inti cerita, ada baiknya pembaca dikenalkan dengan jenis-jenis mata uang rupiah yang pernah beredar di republik ini dan kurs antar mata uang ini.

1. Rupiah ORI (Oeang Repoeblik Indonesia – Rp ORI)
2. Rupiah setelah Gunting Sjafruddin - GS, (Rp 5 GS = Rp 10 ORI)
3. Rupiah Orde Lama (Rp 1 Orla = Rp 10 GS)
4. Rupiah Orde Baru (Rp 1 Orba = Rp 1000 Orla)

Untuk mata uang jaman Belanda untuk mudahnya disebut rupiah kolonial, gulden. Kurs uang jaman Normal (jaman Penjajahan) tidak sederhana karena ada selingan jaman Jepang yang pendek dan kemudian ada NICA (pemerintahan Belanda pendudukan). Tetapi hal itu tidak perlu dirisaukan karena ada tolok ukur tandingan akan kita gunakan sebagai ikuran kemakmuran, yaitu uang sejati, yang disebut emas. Saya katakan uang sejati karena, jika anda beragama seperti Islam atau Kristen, maka hanya emas dan perak saja yang disebut dalam kitab suci kedua agama tersebut. Quran hanya menyebut dinar (uang emas) di Surat Kahfi dan dirham (perak) di Surat Yusuf. Dan fulus tidak akan pernah dijumpai di Quran. Demikian di Perjanjian Lama, akan anda jumpai banyak cerita emas dan perak sebagai uang.

Masa Sekarang – Jaman Reformasi = Jaman Jutawan Kere
Kata jutawan saat ini tidak punya konotasi kaya raya. Misalnya seorang supir taxi di Jakarta yang berpenghasilan Rp 1.100.000 Orba (terbilang: satu juta seratus ribu rupiah uang Orba) per bulan bisa disebut jutawan karena penghasilannya di atas Rp 1 juta per bulan. Kenyataannya bahwa hidupnya masih penuh dengan keluhan karena untuk makan ukuran warung Tegal saja Rp 10.000 sekali makan. Bayangkan kalau dia mempunyai istri dan 2 anak, berarti harus punya 3 x Rp 40.000 per hari untuk makan. Jangan heran jutawan ini tidak mampu makan di warung Tegal sekeluarga setiap hari. Di samping mereka harus mengeluarkan 3 x Rp 1.200.000 per bulan yang lebih besar dari penghasilannya, mereka juga punya keperluan lain seperti bayar sekolah dan sewa rumah. Untuk sewa rumah sangat sederhana sekali sampai-sampai selonjor saja sulit (RSSSSSSSSS), rumah petak ukuran 20 meter persegi saja bisa mencapai Rp 350.000, ongkos transportasi ke tempat kerja Rp 100.000 – 200.000. Jadi bisa dimengerti kalau saya sebut Jutawan Kere karena mempunyai karateristik bahwa makan harus dihemat, tinggal di rumah petak sederhana, anak tidak bisa sekolah di sekolah favorit (apalagi di universitas yang uang pangkalnya bisa mencapai puluhan juta rupiah). Dan kalau perlu istri harus kerja untuk memperoleh tambahan penghasilan keluarga.

Jaman reformasi ditandai oleh tumbangnya Orde Baru dan kobaran semangat demokratisasi, kebebasan berpolitik dan otonomi daerah. Di bidang ekonomi, baru 1 dekade setelah dimulainya era reformasi (tahun 1997 – 1998) baru muncul visi ekonomi ke depan yaitu visi 2030. Sebelumnya, mungkin politikus menciptakan presepsi bahwa ekonomi akan membaik jika jumlah anggota legislatif, team anti korupsi, dewan penasehat presiden dan pelaku politik bertambah. Ekonomi (GDP) tumbuh sekitar 3% - 7% per tahunnya dari US$ 880 per kapita menjadi US$ 1.490 (US$ 1 = Rp 9.150) antara tahun 2000 sampai 2006. Kalau dihitung dengan US$ selama 6 tahun GDP per kapita Indonesia naik 69%!!! Tetapi kenapa makin banyak yang sengsara, beban hidup semakin berat, perlu adanya pembagian beras miskin (raskin) dan operasi pasar? Harga bahan pokok dan non-pokok naik berlipat ganda kendatipun tingkat inflasi hanya sekitar 5% (tetapi pernah 17% sekali dalam kurun waktu 5 tahun itu). Dalam 5 tahun belakangan ini beras sudah naik dua kali lipat. Juga gula, jagung, gula, rumah, minyak goreng, minyak tanah, coklat, kedele, ikan asin dan sederet lagi. Kalau tolok ukurnya diganti dengan emas maka GDP per kapita tahun 2000 adalah 99 gram emas turun menjadi 71 gram emas. Emas naik dari Rp 100.000 per gram di tahun 2000 menjadi Rp 200.000 per gram di tahun 2007. Dalam ukuran emas, GDP per kapita Indonesia turun 29%!. Kalau kita percaya bahwa emas mempunyai korelasi dengan harga barang maka wajar kalau kualitas hidup, kualitas kemakmuran turun 29%.

Lalu bagaimana dengan angka-angka statistik yang mengatakan bahwa inflasi Indonesia hanya sekitar 5%? Tanyakan saja pada yang membuat statistik. Tetapi Mark Twain mengatakan: “There are lies, damn lies and statistics” – Ada tipuan, ada tipuan canggih dan ada statistik. Pembaca akan melihat lebih banyak lagi dalam tulisan ini bukti-bukti statistik yang tidak lain kebohongan canggih. Kata-kata Mark Twain ini menjadi nyata kalau kita melihat pertumbuhan ekonomi di jaman Orba.

Masa Orde Baru – Jaman Pelita, Tinggal Landas dan Nyungsep
Secara sederhana jaman Orba bisa disebut jaman dimana harga-harga tinggal landas dan ekonomi akhirnya nyungsep. Mulainya Orde Baru (Orba) ditandai dengan beberapa hal penting dibidang keuangan dan pembangunan. Di bidang moneter, uang Orla dihapuskan dan Rp 1000 (Orla) menjadi Rp 1 (Orba) pada bulan Desember 1965. Sebabnya (mungkin) untuk mempertahankan arti kata jutawan. Seorang jutawan seharusnya mempunyai status sosial/ekonomi yang tinggi di masyarakat. Tetapi pada saat itu mengalami penggerusan makna. Untuk menggambarkan situasinya, tahun 1964 uang Rp 1000 (Orla) bisa untuk hidup sekeluarga 1 hari. Tetapi tahun 1967 uang itu hanya bisa untuk beli sebungkus kwaci. Sulit bagi orang awam untuk menerima kenyataan yang sudah berubah dalam waktu yang demikian singkat. Seorang jutawan tadinya berarti kaya raya berubah maknanya menjadi pemilik 1000 bungkus kwaci. Hal ini hanya berlangsung dalam kurun waktu 3 tahun dari tahun 1964 sampai 1967, cepat sekali.

Pemotongan nilai nominal dari Rp 1000 (Orla) ke Rp 1 (Orba) bisa juga dikarenakan gambar Sukarno pada design uang Orla itu sudah membosankan. Itu hanya rekaan saya saja. Yang tahu pastinya hanya para pejabat di Bank Indonesia pada saat itu.

Awal dari Orba, mahasiswa melakukan tuntutan yang dikenal dengan Tritura (tiga tuntutan rakyat) yaitu Bubarkan PKI, Bentuk kabinet baru dan Turunkan harga. Untuk membubarkan PKI dan membentuk kabinet sangat mudah. Tetapi untuk menurunkan harga? Tidak pernah terjadi sampai Orba tumbang 3.5 dekade kemudian. Bahkan walaupun beberapa mentri yang duduk di kabinet Orba selama beberapa masa bakti dulunya adalah aktifis mahasiswa yang meneriakkan Tritura, harga-harga tidak pernah turun. Itu fakta. Saya tidak tahu apakah mereka lupa atau tuntutan itu tidak penting bagi.

Pembangunan di jaman Orba direncanakan melalui tahapan 5 tahun yang dikenal dengan Pembangunan Lima Tahun atau Pelita. Pertumbuhan ekonomi melesat, 7% - 10% katanya. Karena tingginya angka pertumbuhan itu, maka menjelang pertengahan dekade 90an, mulai dihembuskan istilah tinggal landas, swasembada pangan, sawah sejuta hektar dan entah apa lagi. Tetapi tidak lama kemudian pada tahun 1997-1998, mungkin karena keberatan beban, pada saat tinggal landas, terpaksa nyungsep, import pangan, kurang pangan dan nasib sawah sejuta hektar entah bagaimana.

GDP pada awal Orde Baru (katakanlah menjelang tahun 1970) adalah $ 70 per kapita. Pada saat Orde Baru digantikan Orde Reformasi GDP Indonesia menjadi $ 880 per kapita (tahun 2000). Jadi selama 30 tahun naik 12,6 kali lipat!!! Hebat?? (dengan tanda tanya). Saya pertanyakan pujian untuk Orde Baru karena selama 30 tahun itu keluarga saya, tetangga saya, handai taulan tidak bertabah kemakmurannya sebanyak 12,6 kali lipat. Dua kali lipat pun tidak. Bagaimana mungkin lebih makmur kalau pada awal Orba tarif bus dalam kota di Jakarta adalah Rp 15 dan pada akhir Orba Rp 1000, naik 7500%!! (Sekarang, 10 tahun kemudian sudah Rp 2500).
Mungkin anda membantah bahwa rupiah tidak bisa dijadikan ukuran. Oleh sebab itu kita gunakan tolok ukur uang yang tidak ada tanda tangan gubernur bank sentral, yaitu emas. Tahun 1970 harga emas adalah $35/oz atau $1.13/gram. Jadi dalam emas, GDP Indonesia adalah 79 gram per kapita. Sedangkan 30 tahun kemudian, tahun 2000 beranjak ke 99 gram per kapita. Hanya 25% selama 30 tahun. Lalu bagaimana dengan pertumbuhan super selama 30 tahun itu? Kok cuma 25% saja? Itulah statistik, bentuk tipuan yang canggih, seperti kata Mark Twain.

Catatan: Tidak hanya rupiah yang tergerus nilainya tetapi juga US dollar!

Masa Orde Lama- Jaman Revolusi Berkepanjangan
Sebut saja uang Orde Lama untuk uang rupiah yang beredar sesudah kejadian pemenggalan satu (1) angka nol. Dimulai pada 25 Agustus 1959, dan ditandai dengan tindakan pemerintah menurunkan nilai uang Rp 500 menjadi Rp 50 dan Rp 1000 menjadi Rp 100. Uang rupiah yang beredar sebelum tanggal 25 Agustus 1956 (sebut saja uang hasil rekayasa Gunting Sjafruddin atau GS) ditukar dengan dengan uang rupiah Orla. Dan Rp 500 GS diganti dengan Rp 50 Orla. Jadi angka nol nya hilang satu. Bukan itu saja, simpanan giro yang ada di bank dibekukan dan deposito di atas Rp 25.000 dijadikan deposito berjangka panjang. Saya menyebutnya sebagai penyitaan untuk negara. Karena 8 tahun kemudian uang yang Rp 25.000 itu hanya cukup untuk membeli 3 bungkus kwaci.

Slogan seperti “Revolusi belum selesai” pada saat itu sering terdengar. Saya tidak tahu apakah slogan itu bermakna bahwa akhir dari revolusi itu identik dengan kemakmuran “gemah ripah loh jinawi”. Dalam hal kemakmuran, seingat saya, kalau di tahun 1960 anjing saya bisa makan 0,25 kg daging per hari dan tahun 1966 saya harus makan dengan lauk 1 telor ayam kampung dibagi 3 orang. Dengan kata lain, sebenarnya pada awal-awal dekade 60an, boleh dikata kemakmuran cukup baik, tetapi kemudian merosot terus, karena banyak tenaga dan usaha diarahkan ke Trikora, Dwikora dan melanjutkan revolusi (apapun artinya). Puncak penghancuran ekonomi menjadi lengkap ketika G30S meletus dimana banyak petani dan pekerja yang tergabung dalam organisasi di bawah naungan PKI dihabisi dan mesin ekonomi macet karena fokus masyarakat tertuju pada ganyang PKI dan akibatnya ekonomi babak belur.

Masa Uang Gunting Sjafruddin
Masa uang rupiah “gunting Sjarifuddin” dimulai pada bulan Maret 1950 sampai dihapuskannya dan digantikannya dengan uang rupiah Orba tahun 1959. Yang dimaksud dengan gunting Sjarifuddin ialah keputusan pemerintah untuk menggunting pecahan mata uang rupiah di atas Rp 5 menjadi dua. Potongan bagian kanan tidak berlaku dan potongan sebalah kiri berlaku dengan nilai hanya setengahnya. Dan rupiah pun didevaluasi dari Rp 11,40 per US$ menjadi Rp 45 per US$. Artinya harga emas naik dari Rp 13 per gram menjadi Rp 51 per gram. Pada waktu itu keadaan jadi heboh. Pengumuman sanering (pengguntingan uang) ini dilakukan melalui radio dan pada saat itu tidak banyak yang memiliki radio. Sehingga mereka yang tahu kemudian berbondong-bondong memborong barang. Yang kasihan adalah para pedagang, karena barang dagangannya habis, tetapi ketika mereka hendak melakukan kulakan uang yang diperolehnya sudah turun harganya. Modalnya susut banyak. Tetapi, bukan hanya pedagang yang rugi, tetapi semua orang yang memiliki uang. Nilai uang susut paling tidak 50% dalam sekejap saja.

Antara tahun 1950 sampai tahun 1959, walaupun Bank Indonesia melakukan pembantaian terhadap para pedagang, penabung, pemilik uang di tahun 1950, tetapi kalau saya lihat, Indonesia masih tergolong makmur, dibanding dengan kondisi sekarang, jaman reformasi. Indikator saya ialah banyaknya mahasiswa yang berani berkeluarga dan punya anak pada saat mereka masih kuliah. Pada jaman reformasi ini, untuk berkeluarga, seorang mahasiswa harus lulus dan bekerja beberapa tahun dulu. Artinya, dulu lebih makmur dari sekarang dan indikasinya adalah banyak mahasiswa bisa bekerja dan memperoleh penghasilan yang bisa menghidupi keluarga.

Masa ORI dan Perang Kemerdekaan – Merdeka Mencetak Uang Semaunya
Masa yang paling kacau adalah mulai dari pendudukan Jepang sampai masa perang kemerdekaan. Terlalu banyak otoritas keuangan (baca: Bank Sentral). Bermacam-macam uang dikeluarkan selama periode ini. Dari uang pendudukan Jepang yang dikeluarkan beberapa bank, uang NICA (pendudukan Belanda), uang daerah Sumatra Utara, Banten, Jambi, dan deret lagi di daerah repupblik. Bahkan di Yogya ada paling tidak dua jenis, yaitu yang dikeluarkan oleh Pakualaman dan oleh Kraton Yogya. Kita bicara saja uang republik yang paling resmi yaitu ORI – Oeang Republik Indonesia, walaupun sebenarnya uang-uang lainnya berlaku (kecuali uang pendudukan Jepang yang ditarik pada tahun 1946). Ketika ORI dikeluarkan dengan dektrit no 19 tahun 1946 pada tanggal 25 Oktober 1946 mempunyai nilai tukar terhadap uang sejati (emas) Rp 2 = 1 gram emas. Jadi Rp 1 ORI pada saat dikeluarkan punya nilai dan daya beli setara dengan Rp 100.000 uang sekarang (tahun 2007).

Pada saat dikeluarkannya, mungkin bank sentral republik waktu itu masih naif, (mungkin juga tidak) mereka membagikan Rp 1 kepada setiap warga negara, anak-anak, pemuda, orang tua, semua dapat bagian. Mertua saya menceritakan betapa senang dia mendapat uang itu bagai mendapat durian runtuh. Dia pakai untuk jajan. Awalnya uang Rp 1 ORI bisa dipakai untuk beli nasi dan lauk pauknya beberapa porsi. Setelah beberapa hari pedagang menaikkan harga-harga. Tindakan para pedagang bisa dimaklumi karena uang tidak enak dan tidak mengenyangkan, lain halnya dengan makanan atau pakaian yang mempunyai manfaat yang nyata.

Saya katakan jaman itu sebagai jaman kebebasan mencetak uang, contohnya ialah, pada tahun 1946 pecahan terbesar adalah Rp 100. Tahun 1947 pecahan terbesar naik menjadi Rp 250, kemudian dicetak lagi Rp 400 pada tahun 1948. Tidak hanya itu, banyak daerah seperti Sumatra Utara, Jambi, Banten, Palembang, Aceh, Lampung dan entah mana lagi juga mengeluarkan uangnya sendiri. Bahkan, kata mertua saya, di Jogya, ada dua uang daerah, yaitu yang dikeluarkan oleh Pakualaman dan yang dikeluarkan Keraton Jogya. Tidak heran kalau harga-harga tidak terkendali. Sebagai patokan, pada saat ORI dikeluarkan, nilai tukarnya terhadap uang sejati (emas) 1gr emas = Rp 2 dan setelah gunting Sjafruddin diberlakukan 1 gr emas = Rp 51 hanya dalam kurun waktu 4 tahun.

Masa Jaman Normal
Nama resminya yang diberikan oleh para penulis buku sejarah adalah jaman penjajahan Belanda. Sedangkan oleh kakek nenek yang berumur di atas 80 tahun, jaman itu disebut jaman normal, terutama pada periode sebelum tahun 1930an. Bisa dimengerti bahwa para penulis buku sejarah yang direstui oleh pemerintah memberi nama yang berkonotasi negatif, karena untuk mendiskreditkan pemerintahan yang lalu (Belanda). Dan Belanda yang tidak ikut menyusun buku sejarah Indonesia, tidak bisa membela diri. Seperti halnya dengan kata Orde Lama, bernada negatif karena nama itu adalah pemberian pemerintahan berikutnya (Orba) dan pada saat penulisan sejarah itu politikus Orla sudah disingkirkan habis-habisan pada saat pergantian rejim. Berbeda halnya dengan jaman Reformasi, walaupun ada pergantian rejim, nama Orba masih dipakai karena masih banyak anasir-anasir Orba yang bercokol di dalam Orde Reformasi. Jadi sulit nama Orba ditukar menjadi Orde Lepas Landas Nyungsep, atau nama yang konotasi negatif lainnya.

Jaman penjajahan Belanda walaupun nama resminya berkonotasi negatif, kakek nenek kita menyebutnya dengan nama yang megah yaitu Jaman Normal. Seakan-akan Jaman Revolusi, Jaman Sukarno atau Jaman Orba, tidak bisa dikategorikan sebagai jaman yang normal. Memang demikian. Ciri Jaman Normal menurut mereka ialah harga barang tidak beranjak kemana-mana alias tetap. Hanya bapak yang kerja dan bisa menghidupi anak sampai 12 dan istri. Cukup sandang dan pangan. Gaji 1 bulan bisa dipakai foya-foya 40 hari (artinya tanpa harus menghemat, mereka masih bisa menabung). Dibandingkan dengan kondisi sekarang, ibu dan bapak bekerja untuk membiayai rumah dengan anak 2 orang dan masih mengeluhkan gaji yang pas-pasan.

Merasa masih penasaran dengan tingkat kemakmuran masa itu, saya tanyakan kepada mertua, berapa harga rumah dan makan dengan lauk yang wajar. Harga rumah di Kali Urang 1000 Gulden. Makan nasi dengan lauk, sayur dan minum 0,5 sen. Dengan kata lain harga rumah dulu adalah setara dengan 200.000 porsi nasi rames. Kalau sekarang harga nasi rames Rp 10.000 dan dianggap bahwa harga rumah yang bagus di Kali Urang setara dengan 200.000 porsi nasi rames, maka harga sekarang adalah Rp 2 milyar. Kira-kira itulah harga rumah yang bagus di daerah itu. Jadi kalau rata-rata 1 keluarga terdiri dari 2 orang tua dan 10 orang anak dan bisa makan foya-foya selama 40 hari, pasti penghasilannya setara dengan 4,8 juta sampai 14,4 juta lebih, karena faktor foya-foya harus diperhitungkan. Ayah dari mertua saya adalah guru bantu. Gajinya 50 gulden per bulan atau setara dengan 10.000 porsi nasi rames. Jumlah ini mempunyai daya beli setara dengan Rp 100 juta per bulan uang 2007 (nasi rames Rp 10.000 per porsi). Dengan penghasilan seperti itu, istri tidak perlu kerja.

Gaji pembantu waktu itu 75 sen per bulan atau setara dengan 150 porsi nasi rames. Berarti berdaya beli setara dengan Rp 1,5 juta uang saat ini.

Kita bisa telusuri terus gaji-gaji berbagai profesi pada masa itu. Kesimpulannya bahwa daya beli waktu itu tinggi. Jadi tidak heran kalau jaman penjajahan dulu disebut jaman normal (artinya jaman lainnya tidak normal).

Catatan Akhir dan Renungan
Kalau ditanyakan mengenai kemakmuran kepada pelaku ekonomi, selama 80 tahun terakhir, yang disebut Indonesia atau dulunya Hindia Belanda, tidak semakin makmur bahkan sebaliknya. Pertumbuhan ekonomi yang spektakuler yang dilaporkan data-data statistik mengikuti kaidah Mark Twain: There are lies, damn lies and statistics. Kalau anda merasa heran, kenapa orang percaya pada janji para politikus, kata Adolf Hitler: “Make the lie big, make it simple, keep saying it, and eventually they will believe it”
(Buatlah kebohongan besar dan susunlah sesederhana mungkin, dengungkan terus dan akhirnya orang akan percaya). Setiap jaman di republik ini punya tema kebohongan. “Merdeka” dan “revolusi” jaman Sukarno, “Pembangunan”, “Lepas Landas” di jaman Suharto, dan “Demokrasi, Otonomi Daerah, Reformasi” jaman sekarang. Kalau janji demi janji didengungkan terus menerus seperti yang dilakukan Hitler dan mentri propagandanya Joseph Goebbels, orang akan percaya, kecuali orang yang berpikir dan menganalisa.

Kemakmuran tidak bisa diciptakan dengan membuat undang-undang dan aktifitas- aktifitas politik. Apakah padi akan tumbuh lebih subur atau minyak sawit keluar lebih banyak karena para politikus dan birokrat bersidang lebih lama atau undang-undang bertambah banyak? Atau orang lebih banyak ikut partai politik, organisasi kedaerahan? Untuk orang berpikirnya sederhana seperti saya ini, padi hanya akan tumbuh subur, kebun hanya akan berbuah lebih banyak, pabrik hanya bisa menghasilkan sepatu yang lebih banyak dan baik kalau orang bekerja di sawah, kebun atau pabrik lebih effisien dan lebih giat. Jadi kalau selama 6 dekade trendnya bukan terfokus pada aktifitas langsung untuk menaikkan kemakmuran, maka jangan mengharapkan hasil yang berbeda. Hanya orang gila atau idiot yang mengharapkan hasil yang berbeda sementara apa yang dikerjakan dan cara mengerjakannya sama. Itulah sebabnya saya skeptis bahwa GDP US$ 18.000 per tahun identik dengan kemakmuran. Saya tidak yakin kemakmuran akan dicapai dalam 2-5 dekade ke depan.

Sebagai penutup, saya minta anda merenungkan: “Kenapa uang semakin lama semakin besar nilai nominalnya, banyak nol nya?” Seperti uang Bosnia (salah satu wilayah Bosnia) ini. 1) Pertanyaan ini akan kita bahas di bagian ke II dari seri tulisan ini. (Sumber : Ekonomi Orang Waras dan Investasi)
1) Penyadur : lihat gambar di atas.

Rubik's Cube



Awal mula perkenalan saya dengan permainan ini adalah saat mengikuti Diklat Penyesuaian Tugas (DPT) II Teknis Komputer yang diadakan oleh BPLK (sekarang BPPK) pada pertengahan tahun 1999. Salah seorang teman, Uud Dinullah Ahmad kebetulan mendapat pesanan rubik dari keponakannya. Salah seorang peserta diklat Saipuloh, menguasai permainan ini dan bersedia membaginya kepada peserta lain. Jadilah hari-hari selain diwarnai diklat pemrograman juga 'diklat' permainan rubik.

Hebatnya, permainan ini dengan cepat menular ke segenap peserta diklat. Hampir 90% dari mereka kemudian memiliki dan berusaha menguasai permainan ini. Saya sendiri tidak mau ketinggalan. Kruek, kruek, kruek akhirnya saya kuasai juga permainan ini. Metode yang diajarkan oleh rekan Saipulloh adalah metode layer per layer; rubik diselesaikan lapis demi lapis. Rekor terbaik saya saat ini dibawah 3 menit (sub three minutes).(Update : rekor saya sampai saat ini, 2011, setelah pake Metode F2L, 2 look PLL, 2 Look OLL, berada di bawah 60 detik).

Spesifikasi
Kubus rubik (rubik cube) adalah sebuah kubus mekanis yang tersusun dari 26 kubus yang lebih kecil. Panjang setiap sisi 2,25 Inci (5.7 cm). Kecuali yang di bagian tengah, setiap kubus dapat dipindah posisinya. Dari posisi acak, seorang pemain rubik akan berusaha menatanya kembali hingga setiap sisi memiliki warna yang sama. Ada beberapa varian rubik, yaitu :

- 2x2x2 – disebut Rubik's Mini Cube atau Pocket Cube
- 3x3x3 – disebut Rubik's Cube
- 4x4x4 – disebut Rubik's Revenge atau Master Cube
- 5x5x5 – disebut Professor's Cube

Seorang warga Yunani, Panagiotis Verdes, telah mematenkan rubik dengan dimensi 5x5x5 hingga 11x11x11, berikut metode penyelesaiannya. Tahukah Anda berapa kemungkinan posisi yang mungkin terjadi saat sebuah rubik diacak ? Lihat angka-angka di bawah ini :

Rubik's cube :
43. 252. 003. 274. 489. 856. 000
Rubik's revenge :
7.401.196.841.564.901.869.874.093.974.498.574.336.000.000. 000
Professor's cube :
282.870.942.277.741.856.536.180.333.107.150.328.293.127.731.985.672.134.
721.536.000.000.000.000.000.

Selain varian yang lazim di atas penulis pernah menemukan rubik dengan dimensi 20x20x20 di sebuah situs. Ada yang bisa membantu menghitung kemungkinan posisinya ?

Sejarah
Permainan ini diciptakan pertama kali pada tahun 1974 oleh Erno Rubik, warga Hungaria yang berprofesi sebagai pemahat dan arsitek. Butuh beberapa tahun agar rubik dapat diproduksi massal dan siap dipasarkan secara komersial. Rubik pertama dijual di toko pada tahun 1977. Namun penjualan biasa-biasa saja hingga seorang warga Hungaria yang bekerja di Wina menemukan mainan ini saat pulang kampung. Bersama warga Hungaria lain yang tinggal di London, Tom Kremer, ia berusaha menjalin kerjasama dengan distributor mainan , yang langsung memesan 1 juta biji, untuk memasarkan rubik ke luar negeri. Tahun 1980 penjualan mencapai puncaknya dan membuat si penemu, Erno Rubik, menjadi orang terkaya di Hungaria. Di Jerman, pada tahun yang sama rubik mendapat penghargaan sebagai "Games of The Year". Dalam periode 1980-1982 di seluruh dunia rubik terjual hingga 100 juta buah. Bagaimana dengan di Indonesia ? Sepanjang pengetahuan penulis rubik orisinal belum dijual di Indonesia. Jika Anda menemukannya di sebuah toko, atau dimanapun, kemungkinan besar itu tiruan (dari Cina ?).

Metode
Ada beberapa metode penyelesaian rubik yang biasa dipakai. Metode Layer per layer dikenalkan oleh David Singmaster sejak tahun 1980. Metode layer per layer merupakan metode yang mudah sehingga cocok bagi pemula. Rubik diselesaikan lapis per lapis. Metode Fridich disusun oleh Jessica Fridrich. Metode ini paling umum digunakan dalam kompetisi speedcubing. Layer pertama dan kedua diselesaikan secara simultan. Metode Petrus diciptakan oleh Lars Petrus. Metode ini favorit digunakan dalam kompetisi untuk kategori gerakan paling sedikit (penyelesaian tercepat tidak serta merta berarti paling sedikit gerakan). Metode ini dimulai dengan penyelesain posisi sudut 2x2x2.

Kompetisi speedcubing
Secara reguler World Cube Association (WCA) menyelenggarakan Kejuaraan Dunia Rubik Cube (World Rubik's Cube Championship). Untuk tahun 2007 kejuaraan dunia akan diadakan pada tanggal 5,6,7 Oktober di Budapest, Hungaria. Selain berdasarakan dimensi rubik yang dimainkan, kategori pertandingan juga meliputi cara penyelesaiannya; biasa, dengan satu tangan (one handed), dengan mata tertutup (blind folded) bahkan dengan kaki (with feet). Penilaian berdasarkan waktu penyelesaian. Peserta diberi kesempatan main 5 kali. Total waktu keseluruhan dibagi 5 didapatkan waktu rata rata (average time). Waktu tercepat diantara lima kesempatan sebagai waktu terbaik (best time). Rubik's Cube Indonesian Open 2008 direncanakan dilaksanakan pada bulan Juli 2008. Konon, dalam rangka itu rubik orisinal akan dijual di seluruh jaringan toko Toys R Us Indonesia. Namun hingga entri ini saya posting tidak ada kabar beritanya.

Rekor
Rekor dunia resmi WCA saat ini untuk kategori waktu terbaik dipegang oleh Thibaut Jacquinot dari Perancis dengan catatan waktu 9.86 detik yang dipecahkan pada Spanish Open 2007. Sedangkan untuk waktu rata-rata dipegang oleh Yu Jeong Min dari Korea Selatan dengan catatan waktu 11.76 detik yang dipecahkan pada Korean Competition 2007.
Pemegang rekor resmi WCA dari Indonesia adalah Maria Oey (peringkat 905 dunia) dengan catatan waktu terbaik 43.91 detik dan rata-rata 48.94 detik. Sedangkan rekor MURI dipegang oleh Abel Brata Susilo dengan catatan waktu 19.33 detik yang dipecahkan pada tanggal 31 Januari 2007 di Hotel Grand Candi, Semarang.

Jika Anda ingin menyaksikan bagaimana para speedcuber beraksi, silahkan download di sini. Anda akan menyaksikan pertunjukan yang spektakuler. Melihat catatan waktu mereka, rekor saya yang 3 menit itu menjadi irrelevant. Wis, tonton wae, pokoke top markotop, good marsogod, sip margosip !

Rabu, 27 Agustus 2008

Khutbah Rasulullah Memasuki Bulan Ramadhan

Diriwayatkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib Alaihi Al-Salam bahwasanya suatu hari Rasulullah SAW berkhotbah di hadapan para sahabat saat menjelang Bulan Suci Ramadhon. Beliau berkata :

Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-NYA.

Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fakir dan miskin.


Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya.

Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih. Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia, sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. Ketahuilah, Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb Al 'Alamin.

Wahai manusia, barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian". Rasulullah meneruskan: “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air."

Wahai manusia, siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati Sirath Al Mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat.

Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa melakukan shalat sunnah di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia, sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu.

Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin KW berkata; “Aku berdiri dan berkata: “Ya Rasulullah, amal apa yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: “Ya Abal Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.

Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu yang fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’. Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.

Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu pahalanya adalah surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya.

Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka.Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang. Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa". Maka bersabdalah Rasulullah saw, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu."

Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka. Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan. Dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.

Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya .

Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka. Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga. (HR. Ibnu Huzaimah).

Selasa, 29 April 2008

The Power of Love


Judul : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit :Penerbitan Bentang, Yogyakarta
Distributor : Mizan Media Utama (MMU), Bandung
Tebal : 524 halaman
Terbit : 2005 / edisi hardcover terbit pertama Januari, 2008
Hare gene meresensi Laskar Pelangi ? Ketinggalan kereta, Man ! Saya jawab: Biarin Cing ! Ya, ya... untuk ukuran novel yang cetak pertamanya tahun 2005, dan sudah heboh dibicarakan disana-sini, mereviewnya saat ini terlalu basi. Tapi siapa peduli ! Kenapa ? Karena pendapat subyektif saya mengatakan : novel ini layak direview di sini. Kapanpun ! Tidak ada kata terlambat. A must read ! two thumbs up ! excelent !

Sudah sekitar satu tahun yang lalu, tiap kali masuk ke toko buku langganan, saya melihat buku dengan nuansa sampul merah jingga, ditata rapi di satu tempat, di bawah penunjuk bertuliskan 'Buku Laris', berjudul Laskar Pelangi.

Oh novel, gumamku suatu ketika saat kubuka-buka halaman awal. Saya bukan penikmat novel. Dari sekian banyak buku yang pernah kubeli, tak satupun novel ada di dalamnya. Pun belum pernah tertarik apalagi menyengaja membaca dari awal hingga akhir. Pernah adik ipar bawa novel ke rumah, yang di kemudian hari difilmkan, dan ditonton - bahkan - oleh presiden kita. Tapi nyaris tak satu babpun saya selesaikan. Saya baca melompat-lompat dan bosan dengan sendirinya, tanpa mendapatkan alur utuh ceritanya.

PROLOG

Demikian tiap kali saya ke toko itu. Ini novel tetap bertumpuk, di situ. Banyak. Gak laku apa, dari kemarin-kemarin koq kayak gak berkurang, pikirku.

Hingga dalam acara Kick Andi, Metro TV, novel ini dibahas. Si Penulis diundang. Kalau sampe diundang oleh Si Kribo itu tentu ada apa-apanya dengan ini orang, pikirku meraba-raba. Sayang saya tidak sempat menontonnya.

Lalu saya melihat dua teman di kantor membaca buku yang sama. Juga beberapa kali penumpang di bus. Iseng-iseng saya tanya ke Warsito, kolegaku di kantor. "Ceritanya bagus Mbah, bla...bla... bla...!" Jawabnya antusias. Darinya pula saya tahu bahwa Laskar Pelangi adalah buku pertama dari sebuah tetralogi. Tiga saudara kandungnya adalah : Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov.

Sore itu, sepulang bekerja kusempatkan mampir di Gramedia Matraman. Enam puluh ribu rupiah kuserahkan ke kasir, dan buku itupun masuk backpack
-ku, berjejalan dengan laptop Dell Latitude D420 inventaris kantor.

Ehm tahukah Kawan (he..he..ngikutin gaya bertutur di buku itu), ini novel pertamaku dan aku trance. Ramuan kata-katanya menyihir, menyengat, memerah airmata tawa dan haru, mengaduk-aduk kesadaran, bagaikan mesin cuci memusing gumpalan pakaian. Berbisik, menjerit, berteriak, bergumam, menggigau, menggertak, merajuk, mengaduh, merayu, meradang, betul-betul memabukkan. Membacanya membuka cakrawala baru buatku : ternyata novel tidak kalah mengasyikkannya dari kolom, biografi atau sejarah, tiga jenis tulisan favoritku.

PADA AWALNYA ADALAH CINTA

Secara keseluruhan novel ini berbasis memoar penulisnya.

Pada awalnya adalah cinta. Kecintaan Ikal kepada kampung halaman, teman-teman Laskar Pelangi, dan terutama Ibu Guru Muslimah (Bu Mus), juga kepala sekolah, Pak Harfan. Ada lagi.... A Ling, sosok dimana cinta pertama obsesif Ikal tertuju. Kecintaan itulah pendorong utama Andrea Hirata untuk mendirikan monumen kenangan hidup ini, mengenang perjuangan merengkuh obsesi : pendidikan, pendidikan dan pendidikan. Sebuah pertaruhan hidup mati agar terlepas dari kutukan kemiskinan dan keterbelakangan.

Laskar Pelangi adalah julukan yang diberikan Bu Mus kepada 10 orang murid SD Muhamadiyah di Kampung Gantong, pelosok Pulau Belitong, pada tahun 70-an. Lintang, Ikal, Trapani, Mahar, Samson, Kucai, Sahara, A Kiong, Syahdan, Harun. Ya Hanya sepuluh. Satu Kelas sepuluh siswa.

Lintang, murid jenius. Pemegang rangking satu abadi. Mengayuh sepeda 80 km pergi pulang untuk bersekolah, setiap hari, melintasi sungai tempat buaya menunggu mangsa. Sayang, pada akhirnya, saat kelas dua SMP, ia terpaksa berhenti sekolah karena ayahnya meninggal dunia. Ia yang merupakan anak laki-laki tertua di keluarganya mesti mengambil alih biduk keluarga, agar kapal dengan 14 penumpang itu tidak karam di tengah jalan.

Ikal adalah panggilan Andrea Hirata. Seperti juga murid yang lain, ia datang dari keluarga miskin, kuli kasar PN Timah. Ia duduk sebangku dengan Lintang selama tujuh tahun. Pemilik rangking dua abadi – karena tidak pernah bisa mengalahkan teman sebangkunya itu. Yang karenanya, saat Lintang putus sekolah karena kemiskinan, bara dendam terpantik di hatinya ; kepapaan tak boleh menjadikannku Lintang kedua. Perlawanannya yang membara terhadap belenggu kemiskinan berbuah rontoknya ketidakmungkinan-ketidakmungkinan : kuliah di universitas terbaik negeri ini : Universitas Indonesia. Menempuh pendidikan master di salah satu universitas terbaik di dunia : Universitas Sorbonne, Paris.

Trapani. Lelaki paling tampan di kelas. Otaknya encer. Pemegang rangking-satu-tingkat di bawah Ikal. Mom Embedded. Tidak bisa jauh jauh dari ibunya. Ujung-ujungnya ibunyapun menderita sindroma yang sama, Son Embedded. Tidak bisa jauh jauh dari anaknya.

Mahar. Wow, seniman alam, seniman sejak dalam kandungan ! Dengan ide briliannya SD kampung kumuh berhasil meruntuhkan dominasi SD PN (Sebutan untuk SD elit asuhan PN Timah, yang untuk diijinkan sekolah di sana, seorang anak harus memiliki orang tua dengan pangkat minimal tertentu) dalam karnaval tujuh belasan.

Idenya adalah huru-hara di ladang penggembalaan Suku Masai di Afrika. Sekelompok lembu diserang gerombolan cheetah Sang Pemangsa. Kemudian Moran atau prajurit Suku Masai yang terkenal itu datang mengusir. Demikian saja. Sederhana. Namun dengan sedikit muslihat – dengan rangkaian kalung dari buah aren - Mahar berhasil mendrive para penampil agar menari kesetanan. Inilah salah satu (menurut saya) puncak ekstase novel ini. Saat sampai pada bagian ini serasa Mahar berjingkrak-jingkrak di atas kepalaku, kesurupan menabuh tabla, menghentak-hentak dada. Lalu barisan mamalia Afrika, mengibaskan-ngibaskan mahkota dedaunan, bergulingan di ubun-ubunku. Demikian nyata. Akar budayaku adalah budaya kampung, sama persis dengan mereka. Tentu saja seribu persen kuhayati, betapa getah buah aren menghunjamkan seribu rasa gatal, seribu rasa panas dan seribu rasa jengkel tak tertahankan saat garukan tangan kita, sekencang apapun, tak mempan meredakannya. Jika saat itu Mahar merangkainya menjadi kalung, paling tidak ada sepuluh biji melingkar di leher. Ya, sepuluh biji. Amboi, satupun, yang pernah kurasakan, gatalnya tak terkira-kira. Hingga kuhabiskan air berember-ember, serta deterjen ibuku untuk mengusir rasa itu.

Borek, Sang Pria Macho. Pertemuannya dengan bekas kaleng minyak penumbuh bulu dari Jazirah Arab telah mengajarinya satu hal : urusan terpenting bagi seorang lelaki di muka bumi ini adalah membesarkan ototnya. Ia berhasil. Otonya tumbuh bak atlet binaraga. Oleh karenanya, ia memiliki panggilan populer layaknya artis : Samson.

Kucai, memiliki seluruh kualitas untuk menjadi politikus : berkepribadian populis, bermulut besar, banyak teori dan sok tahu tapi otak lemot. Sang ketua kelas. Pandai bergaul, yang karenanya memiliki network yang luas. Bertahun-tahun menjadi ketua kelas membuatnya bosan. Juga sedikit rasa takut akan pertanggungjawabannya sebagai pemimpin kelak di akhirat, mendorongnya untuk mengusulkan pemilihan ketua kelas baru. Sial, seluruh siswa memilihnya kembali. Beruntung ia. Rupanya kehidupan sedang menyiapkannya menjadi ketua dalam skala yang lebih besar, ketua salah satu Fraksi di DPRD Belitong, itulah jabatannya sekarang. Jabatan yang betul-betul sesuai dengan kualitas dirinya.

Sahara, satu-satunya betina di Laskar Pelangi. Ramping, berjilbab dan sedikit beruntung. Bapaknya pegawai PN dengan penghasilan lumayan. Kepala batu namun menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran. Meski diancam akan dilemparkan ke dalam api yang berkobar-kobar, tak satupun dusta akan keluar dari mulutnya. Sekolah mempertemukannya dengan musuh sejatinya : A Kiong. Ya, dua makhluk ini adalah seteru abadi.

A Kiong. Bapaknya aneh. Tiong Hoa miskin pemeluk Kong Hu Cu sejati ini justru mendaftarkan anaknya bersekolah di sekolah Islam Muhammadiyah. Pria naif yang melihat dunia hitam putih. Wajahnya tidak cukup tampan, namun hatinya baik luar biasa, penolong dan ramah kecuali kepada Sahara.

Syahdan, manusia paling tidak penting dalam Laskar Pelangi. Selalu kebagian peran disuruh-suruh. Menyimpan obsesi menjadi aktor besar sepanjang hayat. Namun roda nasib berkata lain. Lewat sebuah kursus komputer ia berhasil menjadi programmer handal, network designer dan mendapat kualifikasi Sisco Expert Network dari Kyoto University, Jepang. Sang gagap teknologi itu kini menjadi Information Teknologi Manager sebuah perusahaan multinasioanl di Tangerang.

Harun, Juru Selamat. Ia layak mendapat julukan itu. Ia adalah murid yang mendaftar sekolah pada detik-detik terakhir, di saat pedang algojo dinas pendidikan sedang terayun ke leher SD Muhammadiyah Belitong : BUBARKAN SAJA JIKA TIDAK MENDAPAT SISWA MINIMAL SEPULUH ! Dan Harunlah Si Murid Ke Sepuluh. Karenanya ayunan pedang terhenti. Sebetulnya, niat ibunya bukan menyekolahkan tetapi hanya menitipkan saja, karena di Belitong tidak ada Sekolah Luar Biasa untuknya.

EPILOG

Buat Andrea Hirata.
Sore itu, setelah mengantar saudara ke kota, selepas perempatan Matraman, seorang pengasong menawarkan buku-buku. Yang menarik, ada buku ketiga tetralogimu itu. "Endensor, Endensor" bujang itu mengeja judul novelmu dengan salah."Ayo yang belum baca Laskar Pelangi ketiga, diobral, cukup dua puluh ribu saja". Kebetulan, Bukankah saya sedang akan membelinya. Namun saat bujang itu mendekat dan mengacungkan dagangannya, saya dilanda rasa ragu. Sampulnya terlalu pucat. Bajakankah ? Keyakinanku sontak datang saat kulihat tulisan Edensor di sampul tidak embosed. Seratus persen palsu, Saudara-saudara !

Setelah tahu ada versi bajakannya, iseng-iseng saya nanya teman-teman yang memiliki novelmu. Mengerikan, dari enam teman sekantorku yang memilikinya, tiga diantaranya bajakan. Kurang jelas penyebabnya, apakah ketidaktahuan atau kesengajaan mencari yang murah. Ikal, sudahkah kau / penerbit mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menghadapi hal ini.

Saya gak berminat membeli buku bajakan. Suwer ! Minggu kemarin telah datang ke ruanganku kurir dari sebuah toko buku maya mengantarkan buku pesananku : Edensor. Alhamdulillaah.

BTW ditunggu buku ke-empatnya. Maryamah Karpov ? A Ling Kah ? atau Nurmi yang hampir hendak ditukarkan biolanya dengan beras oleh Mak Cik ? Atau sama sekali orang yang lain ? Ah, bikin penasaran saja, Kau Kawan !

Minggu, 02 Maret 2008

Selamat Jalan Kang Gito



Innalillaahi wa inna ilaihi roji'un. Sesungguhnya segala sesuatu berasal dari Allah dan kepada-Nya jua segala sesuatu kembali. Telah berpulang ke Rahmatullaah Bangun Sugito Tukiman atau yang beken dikenal sebagai Gito Rollies pada Hari Kamis Tanggal 29 Februari jam 18.45 BBWI di RS. Pondok Indah, Jakarta Selatan, dalam usia 60 tahun, dengan meninggalkan seorang istri dan empat orang anak.
Pagi hari tadi, saat hendak berangkat kerja, tidak sengaja pandanganku tertumbuk pada sebuah buku yang tergeletak di kamar. Buku ini , berjudul Catatan Hati di Setiap Sujudku, ditulis oleh Asma Nadia (pendiri Forum Lingkar Pena) dkk, yang diterbitkan oleh PT. Lingkar Pena Kreativa, saya beli sekitar dua minggu yang lalu. Hampir seluruhnya telah kubaca. Iseng-iseng saya raih. Sekali kubuka, terpampang halaman 161. Terbaca sebuah judul Pelajaran Lewat Telepon. Kubaca beberapa kalimat awal, dan Masya Allah, ini kisah mendiang seorang Gito Rollies yang baru beberapa hari kemarin berpulang. Kenapa kemarin-kemarin sampai terlewat, gumamku dalam hati.

Setelah selesai membaca, mmh..., saya merasa perlu membaginya dengan sidang pembaca budiman. Siapa tahu ada sesuatu yang bisa Anda dapatkan dari kisah ini. Buat yang sudah pernah membacanya, gak pa pa khan kalau membacanya sekali lagi via blog ini ? Hanya 4 halaman buku seukuran novel koq. Silahkan.
Pelajaran Lewat Telepon
Oleh Asma Nadia

Jangan hanya berdoa untuk diri sendiri, Asma ...




Lebih kurang begitulah hikmah yang saya dapatkan dari kisah yang diceritakan oleh Kang Gito Rollies, yang berawal dari upaya saya menyelami doa dari banyak orang,
"Saya berdoa biasa saja, Dimulai dari memohon ampun bagi sendiri, orang tua dan orang-orang terdekat." Dari seberang telepon saya dengar Kang Gito menarik napas panjang, sebelum melanjutkan,"Tetapi ada kejadian yang membuat saya jadi ingin berdoa bagi seluruh umat. Orang-orang baik, bahkan yang jahat sekalipun."

Kang Gito pun menuturkan pengalamannya saat mengunjungi Pakistan dan mencoba berdakwah mengikuti cara para sahabat dulu. Tanpa kendaraan. Benar-benar jalan kaki. Dalam cuaca terik, keinginan lelaki itu semula sempat tidak disetujui beberapa ulama. Hanya mereka yang sudah siap yang sebenarnya diperbolehkan. Mereka yang sudah terbiasa melakukan itu bertahun-tahun. Berdakwah dengan menyusuri satu tempat ke tempat lain, tanpa diangkut binatang atau motor dan mobil. Dalam medan yang berat.

Belakangan keinginan Kang Gito diizinkan. Beliau digabungkan dengan tujuh orang Pakistan untuk berdakwah jalan kaki selama setahun penuh. Menyusuri kampung-kampung. Dalam cuaca yang begitu panas,"Saking panasnya, sleeping bag bisa meleleh, Asma ..."

Sungguh perjalanan yang luar biasa, menurut Kang Gito. Berjalan bersama orang-orang yang memang sudah lama berjuang di jalan Allah. Mereka yang menurut Kang Gito begitu dekat dengan keikhlasan," Mungkin karena keikhlasan itu mereka sering dapat pertolongan Allah. Akan halnya saya, ikut kecipratan buah keiikhlasan mereka." Paparnya rendah hati.

Setidaknya itulah yang dirasakan Kang Gito ketika suatu pagi, secara spontan nyeletuk kepada seorang teman dari Indonesia,"Tiba-tiba saya kangen, terlontar dari mulut, pengin tempe ... Udah lama nggak makan tempe !" Tempe di Pakistan ? Rombongan berjalan jauh melewati gurun demi gurun. Berharap makan tempe seperti mimpi kosong, dalam situasi jauh dari mana-mana."Sore-sore dari atase militer Indonesia untuk Pakistan, Bapak Kol. Arif Rahman datang. Rupanya dia tahu saya ada di sana dan mencoba mencari saya. Segitu niatnya sampai ke tengah gurun."

Kang Gito menceritakan pertemuannya yang unik. Seakan berkah dari langit,"Bukan cuma ketemu beliau, ternyata dia bawa tempe buat saya, Asma !"Kebetulan yang luar biasa, pikir saya. Mungkin dengan cara ini Allah menghibur hamba-Nya yang mencoba mendekat.

"Peristiwa kedua, masih di perjalanan. Kami jalan jauh hingga sampai ke satu perkampungan yang nggak ada listrik. Setelah dapat satu masjid, kami semua keliling datangi rumah satu-satu mengajak orang untuk masuk masjid." Kang Gito melanjutkan kisahnya mendatangi rumah-rumah di sana yang dibangun dari tanah liat dan berukuran kurang dari 4x4 meter.

Udara panas. Matahari sedang terik-teriknya. "Lagi istirahat, mulut saya nyeletuk lagi ke teman: 'Wah kalau ada Coca-Cola dingin enak banget nih !" Coca-Cola di perkampungan yang tidak ada listrik dan alat elektronik apapun di tengah gurun ? Hanya mungkin terjadi dalam iklan di teve batin saya.

Singkat cerita, Kang Gito dan teman-temannya keliling lagi. Mengunjungi satu persatu rumah petak. Kebetulan saat itu Kang Gito menjadi juru bicara rombongan, "Saya mengucapkan salam sambil memperkenalkan ada jamaah yang dari Indonesia, ada yang memang orang Pakistan. Sambil mengundang pemilik rumah dan keluarganya untuk Shalat di masjid nanti malam". Setelah menyampaikan kalimat tersebut, Kang Gito dan rombongan pamit.

"Tiba-tiba Si Bapak yang punya rumah menyuruh saya menunggu," Kang Gito menghentikan ceritanya sejenak. Saya ikut-ikutan menahan napas, "Tahu nggak, Asma ... yang punya rumah nggak lama balik lagi, dan dia bawa Coca Cola dingin buat kami !" Subhanallaah. Sunggguh berkah yang lain ..."Tapi setelah itu saya ditegur sama pimpinan rombongan, dia menasehati saya agar lain kali kalau bicara hati-hati."

Bicara hati-hati, maksudnya ?

Seperti memahami ketidakmengertian saya, Kang Gito menjelaskan,"Kata dia begini : 'Kalau kamu minta jangan minta Coca Cola, tapi mintakan hidayah bagi orang banyak." Sebab permintaan Coca-Cola hanya mendapatkan Coca-Cola. Sedangkan jika seorang hamba memintakan hidayah bagi orang lain, maka akan dapat lebih banyak lagi. "Hidayah ya, ketaatan ya, juga kebaikan, semuanya ! Kita dapat lebih banyak ..."

Sejak dua peristiwa itu, lelaki yang bernama lengkap Bangun Sugito ini menambah satu doa baru dalam list panjang doanya selama ini. "Karena itu saya selalu minta hidayah, agar semua orang selamat. Saya nggak ada musuh. George Bush juga harus kita doain. Saya meminta juga hidayah bagi orang-orang lain yang belum mengenal Allah."

Supaya mereka mengenal Allah, kembali kepada Allah...dan beroleh hidayah. Allahumma Amin


*) Foto dari Swaramuslim.com
*) Mohon maaf buat Asma Nadia jika ada salah-salah ketik dalam penulisan kembali karya Anda

Selasa, 29 Januari 2008

Ngisep Knalpot Aja Coy !


Bersyukur saya tidak tumbuh menjadi perokok. Banyak hal yang mempengaruhi. Salah satunya karena saya tidak mendapatkan contoh itu di rumah. Ya, orang tua saya bukan perokok. Tidak ayah, apalagi Ibu. Alhamdulillaah.

Hal lain, cerita seorang guru SMA saya. Salah satu sangkaan dusta saat itu adalah merokok membuat laki-laki (terlihat) jantan. Emangnya ayam :) ? Dus, yang tidak merokok berarti tidak jantan donk ! Maka siap-siaplah bagi yang tidak merokok menerima ejekan banci, tidak jantan dan yang sejenisnya. Nah si Bapak guru tidak mau anaknya merokok sekaligus tidak rela dibilang banci. Maka ia masukkan anaknya itu ke dojo Karate sembari berpesan "Kalau ada yang bilang kamu tidak jantan, tantang saja berantem. Semoga saja kelihatan, siapa yang jantan beneran dan yang hanya kelihatan jantan". BTW, emang jantan identik dengan jago kelahi ? Tapi sudahlah, karena kenyataannya tak seorangpun berani mengatai anak itu banci, meskipun ia tidak merokok.

Faktor lain mungkin karena saya bukan tipe anak muda yang gampang ikut-ikutan. Juga sedikit watak tidak pedulian. Seumpamapun seluruh teman merokok, saya rasa saya cukup berani untuk berbeda, dengan segala konsekwensinya. Dibilang banci ? Emang gue pikirin. (Ssst, saya kasih bocoran, tanpa mereka tahu, ternyata mayoritas banci justru merokok, he..he..he.., ada yang tertarik melakukan riset tentang hal ini ?)

Sejarah Rokok
Dokter Achmad Hudoyo dari RS Persahabatan, mengatakan bahwa Suku Indian di Amerika bahkan telah mengenal rokok atau tembakau jauh sebelum Columbus datang (ingat datang bukan menemukan ) ke benua itu pada tahun 1492. Saat Columbus datang, ia mendapati penduduk asli menggunakan daun tembakau kering yang digulung dan diisap memakai pipa pada acara ritual mereka.

Pada abad ke-17, kaum imigran Inggris membawa bibit tembakau dari Amerika Selatan untuk ditanam di perkebunan-perkebunan di Maryland dan Virginia. Dari sinilah kemudian tembakau meluas ke seluruh dunia, mulai dari Eropa, Asia Tengah, hingga Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Sangkaan Keliru
Pada awalnya ada sangkaan bahwa rokok baik bagi kesehatan. Pada sekitar abad ke 16, Mr Jean Nicot, duta besar Perancis di Lisabon, menyebarluaskan pendapat bahwa daun tembakau berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit radang saluran napas (bronchitis), asma, dan rematik. Bahkan, karena itu, namanya diabadikan bagi tumbuhan tembakau ; Nicotiana tabacum.

Sangkakan baik keliru inilah yang mendorong perluasan penyebaran tumbuhan ini secara cepat. Tercatat rokok atau sigaret, yaitu daun tembakau kering yang dibungkus kertas, pertama kali dibuat di Brasil pada abad ke-18. Mesin pelinting dibuat pertama kali akhir tahun 1870. Saat penduduk Amerika Serikat berjumlah 50 juta, 1.300 juta (1,3 milyar) batang rokok diisap penduduk negeri itu.
Beberapa tahun yang lalu, saat penduduk AS berjumlah 204 juta, tercatat 536,4 miliar batang rokok dikonsumsi. ini berarti kenaikan konsumsi rokok 133 kali lebih cepat dibandingkan kenaikan jumlah penduduk.

Kebenaran Mulai Terungkap
Pada tahun 1938 Raymond Pearl, dalam majalah Science, menulis artikel berjudul Tembakau dan Umur Panjang. Tulisan tersebut menuai kritik salah satunya dari dr FR Tylecote dari Inggris. Ia berargumen, justru tembakau memperpendek umur seseorang, karena fakta menunjukkan pasien-pasiennya yang menderita kanker paru-paru ternyata semuanya mempunyai riwayat merokok. Polemik ini menjadi perbincangan panas hangat dunia kedokteran saat itu.

Tahun 1939, dr Alton Achsner pada Kongres Kanker Internasional memberi pernyataan, "Kami yakin bahwa meningkatnya kekerapan kanker paru terutama disebabkan oleh meningkatnya kebiasaan menghisap rokok."

Hasil otopsi pasien-pasien dari rumah-rumah sakit di Inggris menunjukkan hasil senada. Dari hasil otopsi diketahui dari seluruh kematian karena kanker paru-paru yang diotopsi, 80 persen memiliki riwayat merokok semasa hidup.

Pro kontra itu menyebabkan penelitian untuk membuktikan apakah merokok bermanfaat atau tidak mulai dilakukan dalam skala besar. Pada tahun 1951 dr Richard Doll dan dr AB Hill dari Inggris mulai melakukan penelitian. Mereka menyebar angket kepada sekitar 34.000 dokter laki-laki selama 20 tahun.

Demikian pula di Amerika Serikat. Dr Hammond dkk dari American Cancer Society, mulai 1 Oktober 1959, melakukan riset atas 1.078.894 laki-laki dan perempuan dewasa selama 20 tahun. Penelitian dengan melibatkan lebih dari satu juta sampel saat itu merupakan penelitian terbesar di bidang kedokteran. Aspek yang diteliti adalah pengaruh gaya hidup terhadap kesehatan dan umur manusia (termasuk gaya hidup merokok). Setelah tiga tahun penelitian disusun laporan sementara sebagai berikut :

1. Jumlah kematian perokok dua kali lipat dari yang bukan perokok (1.385 berbanding 662).
2. Jumlah kematian perokok karena penyakit jantung koroner dua kali lipat dari yang bukan perokok (654 berbanding 304).
3. Jumlah kematian perokok karena kanker paru-paru sepuluh kali lipat dari yang bukan perokok (110 berbanding 12).

Tahun 1964 Surgeon General merilis laporan tentang merokok dan kesehatan yang menguatkan argumen betapa kebiasaan merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit diantaranya penyakit jantung koroner, kanker paru-paru, bronkitis kronis, emfisema, penyakit pembuluh darah tepi, perdarahan pembuluh darah otak, ulkus peptikum, kanker saluran napas atas dan mulut, sampai kelainan kehamilan serta janin yang dikandung oleh ibu yang merokok. Yang sering tidak disadari adalah efek negatif merokok bersifat kumulatif dan kronis yang terjadi secara perlahan-lahan, bertahun-tahun, dan berbeda-beda untuk tiap-tiap orang, tergantung daya tahan tubuh serta kebiasaan lain orang tersebut secara holistik. Perokok yang masih rajin olahraga berbeda dengan perokok yang sudahlah ngebul hobi dugem pula.

Kandungan Rokok
Percayakah Anda bahwa sebatang rokok mengandung lebih dari 4.000 zat beracun ? 40 diantaranya diduga kuat sebagai penyebab kanker paru-paru. Lihat beberapa diantaranya di bawah ini.

1. Aseton, bahan penghapus cat
2. Amonia, bahan pembersih lantai
3. Arsen, racun kuat yang cukup mematikan
4. Butane, pengencer bahan bakar
5. Kadmium, bahan pembuat aki mobil
6. Karbon monoksida, kandungan asap knalpot
7. DDT, insektisida - pembunuh serangga
8. Hidrogensianida, gas beracun.
** Selengkapnya lihat gambar di atas.

Terlihat kandungan asap knalpot hanya salah satu dari kandungan rokok. So, bukankah tidak berlebihan jika dikatakan ngisep knalpot masih lebih sehat daripada merokok. Paling tidak, hanya karbon monoksida yang diisep, bukan dicampur dengan pembersih lantai, cat, bensin, aki mobil, insektisida dan gas beracun.

Jadi saran saya daripada merokok mending ngisep knalpot aja Coy ! Boleh pilih knalpot motor, bajaj, truk kontainer atau F16 sekalian. Gimana ?

(Disarikan dari berbagai sumber)

Sabtu, 26 Januari 2008

Keramat

Apakah Anda termasuk anggota BPK ? Bukan ! Bukan Badan Pemeriksa Keuangan yang di Jalan Gatot Subroto itu, tetapi Barisan Pemuja Kuburan. Ya, mungkin itu bukan label yang berlebihan melihat kebiasaan mereka selama ini. Apa pasal ? Bayangkan apapun hajat yang sedang mereka upayakan, rasanya tidak afdhol jika tidak didahului dengan semedi, ngalap berkah, berburu wangsit atau apalah, ke kuburan. Bagi mereka kuburan adalah keramat, yang konotasi maknanya adalah sesuatu yang jika disepelekan akan membuat celaka atau sebaliknya.

Padahal kalau mau sedikit (saja) berfikir dan membaca sejarah, pernahkah kita dengar/ baca para Khulafaur Rasyidin, sahabat nabi yang lain, tabi'in, tabi'ut al tabi'in atau ulama-ulama sesudah itu mendatangi makam Rasulullah yang mulia, bermalam membaca wirid-wirid disitu, tatkala mereka sedang menghajatkan sesuatu, dengan tujuan agar hajatnya terkabul ? Rasanya tidak. Jika para sahabat saja tidak berlaku demikian atas makam nabi, apatah lagi jika (hanya) makam para sunan, wali, ulama atau kyai.

Padahal (lagi) tahukah Anda ada keramat yang lebih dekat dan mudah, yang untuk mendatanginya tidak mesti berdiam diri malam-malam diantara jejeran nisan, sambil mendonorkan darah kepada nyamuk pengelana malam, atau menyelipkan cebanan ke tangan juru kunci makam. Siapa dia ? Dia adalah ibumu ! Atau mama, ummi, simbok, emak, enyak, nyokap, mom, mother serta panggilan lain yang semakna.

Apakah saya sedang akan bicara serius tentang berbakti kepada orang tua? Ah nanti saja, selain topiknya luas dan dalam, saya juga belum merasa melakukan bakti yang terbaik untuk orang tuaku. Jadi lain kali saja ya, Sayang ! Kali ini, untuk sekedar teman istirahat Anda, setelah suntuk surfing di belantara dunia maya, ada hadiah spesial dariku. Lirik lagu tentang Ibu dari Bang Haji Rhoma Irama yang berjuluk Si Raja Dangdut itu, berjudul Keramat.

Jangan lupa, jika ingin sekalian mendengarkan lantunan lagunya bisa diunduh di sini. Dangdut Coy...! Selamat menikmati.

KERAMAT
Karya : Rhoma Irama

Hai manusia
Hormati ibumu
Yang melahirkan
Dan membesarkanmu

Darah dagingmu dari air susunya
Jiwa ragamu dari kasih sayangnya
Dialah manusia satu-satunya
Yang menyayangimu tanpa ada batasnya

Doa ibumu dikabulkan tuhan
Dan kutukannya jadi kenyataan
Ridha ilahi karena ridhanya
Murka ilahi karena murkanya

Bila kau sayang pada kekasih
Lebih sayanglah pada ibumu
Bila kau patuh pada rajamu
Lebih patuhlah pada ibumu

Bukannya gunung
Tempat kau meminta
Bukan lautan
Tempat kau memuja

Bukan pula dukun tempat kau menghiba
Bukan kuburan tempat memohon doa
Tiada keramat yang ampuh di dunia
Selain dari doa ibumu jua

Rabu, 02 Januari 2008

Hisab dan Rukyat (II)

Hisab berasal dari bahasa Arab "hasaba", yang secara harfiah berarti menghitung, mengira dan membilang. Jadi hisab adalah , hitungan, kiraan dan bilangan. Dalam al-Quran kata ini sering digunakan dalam konteks perhitungan perbuatan manusia.

Dalam ilmu falak (astronomi) kata hisab berarti ilmu hitung posisi benda-benda langit, khususnya posisi matahari dan bulan dilihat dari bumi. Ilmu ini menjadi penting bagi Umat Islam karena berkaitan dengan pelaksanaan beberapa ibadah, misalnya penentuan waktu shalat, awal bulan Hijriyyah, Idul fithri, Idul Adha. Termasuk menentukan arah kiblat dengan tepat.
Ilmu Falak yang mempelajari kaidah-kaidah Ilmu Syariah tersebut dinamakan Falak Syar'i (Ilmu Falak + Ilmu Syariah = Falak Syar'i). Di Indonesia nama yang populer adalah Falak saja.

Rukyat adalah penyebutan secara singkat dari rukyatul hilal. Kata ini berasal dari bahasa Arab "ra'a - yara - rukyat" yang artinya "melihat". Hilal juga berasal dari bahasa Arab "al-hilal - ahillah" yaitu bulan sabit (crescent) yang pertama terlihat setelah terjadinya "ijtimak".
Ijtimak
Adalah bulan baru (new moon) disebut juga bulan mati. Ijtimak terjadi saat posisi bulan dan matahari berada pada jarak paling dekat. Secara astronomis, saat ijtimak terjadi maka bujur ekliptik bulan sama dengan bujur ekliptik matahari dengan arah penglihatan dari pusat bumi (geosentris).
Pada saat sekitar ijtimak, Bulan tidak dapat terlihat dari bumi, karena permukaan bulan yang nampak dari Bumi tidak mendapatkan sinar matahari, sehingga dikenal istilah Bulan Baru. Pada petang pertama kali setelah ijtimak, Bulan terbenam sesaat sesudah terbenamnya matahari
Kadang-kadang peristiwa ijtimak juga ditandai dengan terjadinya gerhana matahari yaitu saat lintang ekliptik bulan berimpit atau mendekati lintang ekliptik matahari. Periode dari peristiwa ijtimak ke ijtimak berikutnya disebut "bulan sinodis" yang lamanya 29,531 hari alias 29 hari 12 jam, 44 menit 2,8 detik.

Sehingga dalam konteks ilmu falak, rukyat (rukyatul hilal) adalah aktivitas mengamati keterlihatan(visibilitas) hilal, yakni penampakan bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak. Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang, atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Apabila hilal terlihat, maka pada petang (Maghrib) waktu setempat telah memasuki bulan (kalender) baru Hijriyah.

Aktivitas rukyat dilakukan pada saat menjelang terbenamnya matahari pertama kali setelah ijtimak (pada waktu ini, posisi Bulan berada di ufuk barat, dan Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari). Apabila hilal terlihat, maka pada petang (Maghrib) waktu setempat telah memasuki tanggal 1 bulan berikutnya.

Namun demikian, tidak selamanya hilal dapat terlihat. Jika selang waktu antara ijtimak dengan terbenamnya matahari terlalu pendek, maka secara ilmiah/teori hilal mustahil terlihat, karena iluminasi cahaya bulan masih terlalu suram dibandingkan dengan "cahaya langit" sekitarnya. Kriteria Danjon (1932, 1936) menyebutkan bahwa hilal dapat terlihat tanpa alat bantu jika minimal jarak sudut (arc of light) antara Bulan-Matahari sebesar 8 derajat. Apabila hilal (bulan sabit) tidak terlihat (atau gagal terlihat), maka bulan (kalender) berjalan digenapkan (istikmal) menjadi 30 hari.

Dalam Islam, terlihatnya hilal di sebuah negeri dijadikan pertanda pergantian bulan Kalender Hijriyah di negeri tersebut. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:


"Mereka bertanya kepada engkau tentang hilal (bulan sabit). Katakanlah hilal itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (ibadat) haji"
( QS. Al Baqarah: 189 )

Hilal juga dijadikan pertanda mulainya ibadah puasa Ramadhan yang sudah dipakai sejak jaman nabi waktu itu, sebagaimana hadits yang menyatakan :

"Berpuasalah engkau karena melihat hilal dan berbukalah engkau karena melihat hilal. Bila hilal tetutup atasmu, maka sempurnakanlah bilangan Syaban tiga puluh hari"
(HR. Bukhari dan Muslim)

Jika merujuk pada Hadis Nabi tentang puasa, hilal dapat diterjemahkan sebagai sabit bulan yang pertama kali terlihat dengan mata setelah ijtimak terjadi. Secara astronomi, ijtimak atau konjungsi terjadi jika Matahari dan Bulan berada pada bujur ekliptika yang sama.

Ada beberapa metode hisab yang sering digunakan. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Beberapa diantaranya sebagai berikut :

Hisab Urfi (`urf = kebiasaan atau tradisi)

  • Adalah hisab yang melandasi perhitungannya dengan kaidah-kaidah sederhana seperti di bawah ini.
  • Bulan komariyah ditentukan berdasarkan umur rata-rata bulan sehingga dalam setahun komariyah umur dibuat bervariasi 29 dan 30 hari.
  • Bulan bernomor ganjil yaitu mulai Muharram berjumlah 30 hari dan bulan bernomor genap yaitu mulai Shafar berumur 29 hari. Tetapi khusus bulan Zulhijjah (bulan 12) pada tahun kabisat komariyah berumur 30 hari.
  • Tahun kabisat komariyah memiliki siklus 30 tahun dimana didalamnya terdapat 11 tahun yang disebut tahun kabisat (panjang) memiliki 355 hari, dan 19 tahun yang disebut basithah (pendek) memiliki 354 hari.
  • Tahun kabisat ini terdapat pada tahun ke 2, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 21, 24, 26 dan ke 29 dari keseluruhan siklus kabisat selama 30 tahun.
  • Dengan demikian kalau dirata-rata maka periode umur bulan (bulan sinodis / lunasi) menurut Hisab Urfi adalah (11 x 355 hari) + (19 x 354 hari) : (12 x 30 tahun) = 29 hari 12 jam 44 menit ( menurut hitungan astronomis: 29 hari 12 jam 44 menit 2,88 detik ).
  • Walau terlihat sudah cukup teliti namun yang jadi masalah adalah aturan 29 dan 30 serta aturan kabisat tidak menujukkan posisi bulan yang sebenarnya dan hanya pendekatan. Oleh sebab itulah maka hisab ini tidak bisa dijadikan acuan untuk penentuan awal bulan yang berkaitan dengan ibadah misalnya Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah.

Hisab Taqribi ( taqrobu = pendekatan, aproksimasi )

  • Adalah metode hisab yang sudah menggunakan kaidah-kaidah astronomis dan matematik tetapi rumus-rumusnya masih sederhana sehingga hasilnya kurang teliti.
  • Metode ini merupakan warisan para ilmuwan falak Islam masa lalu yang sampai sekarang masih menjadi acuan di banyak pesantren di Indonesia.
  • Hasil hisab taqribi akan sangat mudah dikenali saat penentuan ijtimak dan tinggi hilal menjelang 1 Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah yaitu terlihatnya selisih yang cukup besar terhadap hitungan astronomis modern.
  • Beberapa kitab falak yang berkembang di Indonesia yang masuk dalam kategori Hisab Taqribi misalnya; Sullam al Nayyirain, Ittifaq Dzatil Bainy, Fat al Rauf al Manan, Al Qawaid al Falakiyah.

Hisab Haqiqi ( haqiqah = realitas atau yang sebenarnya )

  • Adalah metode hisab yang menggunakan kaidah-kaidah astronomis dan matematik.
  • Menggunakan rumus-rumus terbaru dilengkapi dengan data-data astronomis terbaru sehingga memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
  • Sedikit kelemahan dari metode hisab ini adalah penggunaan kalkulator yang mengakibatkan hasil hisab kurang sempurna atau teliti karena banyak bilangan yang terpotong akibat digit kalkulator yang terbatas.
  • Beberapa metode hisab haqiqi yang berkembang di Indonesia diantaranya: Hisab Hakiki, Tadzkirah al Ikhwan, Badi'ah al Mitsal dan Menara Kudus, Al Manahij al Hamidiyah, Al Khushah al Wafiyah.

Hisab Haqiqi Tahqiqi ( tahqiq = pasti )

  • Merupakan pengembangan dari metode hisab haqiqi.
  • Oleh penyusunnyadiklaim memiliki tingkat akurasi yang sangat-sangat tinggi sehingga mencapai derajat "pasti".
  • Sebetulnya klaim ini masih perlu diuji lagi secara ilmiah. Apalagi jika melihat kenyataan perhitungan astronomis modern saja hingga kini masih memberikan ruang kesalahan berupa angka ralat (delta T) dalam setiap rumusnya. Tetapi bagaimananpun metode ini tetap harus diapresiasi sebagai bagian dari perkembangan metode hisab di Indonesia.
  • Metode ini sudah melakukan perhitungan menggunakan komputer. Beberapa diantaranya telah dibuat software/program komputer. Contoh dari metode ini misalnya : Al Falakiyah, Nurul Anwar.

Hisab Kontemporer / Modern

  • Metode hisab ini menggunakan alat bantu komputer yang canggih yang mampu melakukan perhitungan rumus-rumus dikenal dengan istilah algoritma.
  • Beberapa diantaranya terkenal karena memiliki tingkat ketelitian yang tinggi sehingga dikelompokkan dalam High Accuracy Algorithm




diantara : VSOP87, ELP2000 Chapront-Touse.


  • Ada beberapa yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi dan sangat akurat seperti : Jean Meeus, New Comb, EW Brown, Almanac Nautica, Astronomical Almanac, Mawaqit, Ascript, Astro Info, Starrynight.


  • Sumber : www.rukyatulhilal.org, www.wikipedia.org

    Hisab dan Rukyat (I)

    Perbedaan tanggal hari raya, baik Idul Fithri maupun Idul Adha, sudah sering terjadi di Indonesia. Saat ini masyarakat, bahkan yang awam sekalipun, sudah menganggapnya sebagai hal biasa yang tidak perlu dibesar-besarkan apalagi sampai dijadikan sebagai benih perpecahan. Alhamdulillaah.


    Namun demikian bisa jadi ada yang bertanya-tanya, jika penentuan tanggal hari raya didasarkan pada posisi bumi, bulan dan matahari lantas kenapa sampai bisa berbeda padahal bumi, bulan dan matahari yang dijadikan landasan adalah bumi, bulan dan matahari yang sama ?
    Betul bahwa bumi, bulan dan matahari yang dijadikan landasan adalan sama. Yang membedakan adalah metode atau kriteria yang digunakan. Ada beberapa kriteria yang selama ini lazim digunakan, diantaranya sebagai berikut :

    Rukyatul Hilal
    Rukyatul Hilal adalah kriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah dengan mengamati terbitnya bulan sabit (hilal) secara langsung. Dasar dari metode ini adalah hadits yang berbunyi :


    "Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan berbukalah kamu karena melihat hilal. Jika terhalang maka genapkanlah (istikmal)"
    Di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan kriteria ini dengan alasan demikianlah yang dilakukan Rasulullah, para sahabat serta ijtihad ulama empat mazhab. Meskipun demikian hisab tetap digunakan sebagai alat bantu.

    Wujudul Hilal
    Wujudul hilal (juga disebut ijtimak qoblal qurub) berprinsip : jika setelah terjadi ijtimak (konjungsi), bulan terbenam setelah terbenamnya matahari, maka pada petang hari tersebut dinyatakan sebagai awal bulan, tanpa melihat berapapun sudut ketinggian (altitude) bulan saat matahari terbenam.Di Indonesia kriteria ini digunakan oleh Muhammadiyah dan Persis. Hisab Wujudul Hilal bukan untuk menentukan atau memperkirakan hilal mungkin dilihat atau tidak, akan tetapi dijadikan dasar penetapan awal bulan Hijriyah sekaligus jadi bukti bahwa bulan (kalender) baru sudah masuk atau belum.

    Imkanur Rukyat MABIMS
    Kriteria ini mendasarkan diri pada hasil Musyawarah Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS). Inilah yang dipakai secara resmi pada kalender ressmi pemerintah. Prinsip dari kriteria ini adalah awal bulan (kalender) Hijriyah terjadi jika:

    • Pada saat matahari terbenam, ketinggian (altitude) Bulan di atas cakrawala minimum 2°, dan sudut elongasi (jarak lengkung) Bulan-Matahari minimum 3°, atau

    • Pada saat bulan terbenam, usia Bulan minimum 8 jam, dihitung sejak ijtimak.
    Di Indonesia, secara tradisi pada petang hari pertama sejak terjadinya ijtimak (yakni setiap tanggal 29 pada bulan berjalan), Pemerintah Republik Indonesia melalui Badan Hisab Rukyat (BHR) melakukan kegiatan rukyat (pengamatan visibilitas hilal), dan dilanjutkan dengan Sidang Itsbat, yang memutuskan apakah pada malam tersebut telah memasuki bulan (kalender) baru, atau menggenapkan bulan berjalan menjadi 30 hari. Di samping metode Imkanur Rukyat di atas, juga terdapat kriteria lainnya yang serupa, dengan besaran sudut/angka minimum yang berbeda.

    Rukyat Global
    Rukyat Global berprinsip: jika satu penduduk negeri melihat hilal, maka penduduk seluruh negeri telah memasuki bulan Hijriyah yang baru, meski yang lain mungkin belum melihatnya.

    Sumber : www.rukyatulhilal.org, www.wikipedia.org