Rabu, 24 Februari 2010

Apa Yang Sudah Mereka Lakukan di Malaysia, Sejauh ini ?


Saya kutipkan berita dari Kompas dotcom tanggal 8 Oktober 2009, di bawah ini. Berita aslinya ada di sini.

Secara garis besar, ini cerita tentang dedengkot LSM di Indonesia yang membuat pernyataan bahwa LSM nya akan mengirim 1.500 relawan ke Malaysia menyikapi memanasnya hubungan Pemerintah RI dengan Malaysia. Relawan dikirim secara bertahap sejak 9 Oktober hingga 25 Oktober 2009. Pengiriman dilakukan lewat darat, laut dan udara melalui -meminjam istilah dedengkot tersebut- jalur masuk yang tidak pernah akan diduga oleh Malaysia.

Hari ini sudah tanggal 24 Februari 2010. Artinya sudah lebih dari empat bulan sejak tanggal yang dinyatakan pada saat itu pemberangkatan pertama dilakukan. Namun, koq masih adem ayem saja ya ? Ah jangan-jangan para dedengkot itu bohong ! Jangan-jangan bukannya dikirim ke Malaysia, mereka justru dikirim pulang kampung. Atau jangan-jangan, bahkan, LSM itu tidak punya massa sebesar itu. Jika diantara sidang pembaca ada yang ahli strategi militer, tolong dong kasih pendapat, untuk memberangkatkan dan menghidupi relawan sebanyak itu di negeri orang, dalam kondisi siap melakukan operasi, selama sekian bulan, dengan nilai tukar IDR jauh lebih rendah dari MYR, berapa rupiah dibutuhkan.

Jika hasilnya sangat besar, maka kesimpulannya LSM itu sangat kaya atau paling tidak memiliki donatur yang sangat kuat. Tetapi mungkin juga sebaliknya, kalau melihat LSM itu tiap kali demo hanya membawa spanduk dari cat semprot, jangan-jangan dedengkot LSM itu hanyalah seorang pembual.
  
Kehormatan Indonesia dan warga negaranya penting untuk dijaga. Tapi -tentu saja- tidak dengan cara membual. Alih-alih menegakkan kehormatan, membual hanya akan membuat pelakunya jadi bahan tertawaan.
 
 
Ribuan Relawan Ganyang Malaysia Diberangkatkan Mulai 9 Oktober
Laporan wartawan KOMPAS.com Rosdianah Dewi
Kamis, 8 Oktober 2009 | 14:04 WIB
Rosdianah Dewi

JAKARTA, KOMPAS.com — Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) akan memberangkatkan 1.500 relawan ke Malaysia. Langkah ini dilakukan guna mempertahankan kedaulatan dan martabat bangsa. Dan juga untuk melindungi setiap warga negara Indonesia yang berada di Malaysia.

Koordinator Bendera Mustar Bona Ventura, mengutip Sekretaris Nasional Central Bureau (NCB)-Indonesia Brigjen Pol Halba Rubis Nugroho, mengatakan, setiap hari satu WNI meninggal di Malaysia. "Dan dalam tiga tahun terakhir, 1.421 WNI tewas di Malaysia karena penyiksaan dan pembunuhan. Hal itu tidak bisa didiamkan. Bendera pasti akan turun tangan dengan atau tanpa izin," ujar Mustar di Jakarta, Kamis (8/10).

Menurut Mustar, pihak Bendera tidak gentar walau Dewan Keamanan Nasional Malaysia telah menyiagakan keamanan di setiap perbatasan untuk menghadapi kedatangan relawan Bendera.

Bendera tetap akan memberangkatkan para relawan sesuai jadwal awal. Pemberangkatan relawan berjumlah 1.500 ini akan dilakukan secara bertahap melalui jalur masuk yang tidak pernah akan diduga oleh Malaysia. "Bisa melalui jalur udara, darat, dan laut. Tapi tidak bisa kita jelaskan secara rinci," ujar Mustar.

Pemberangkatan pertama dilakukan pada tanggal 9 Oktober. Pada waktu itu, Bendera akan memberangkatkan 200 relawan, dan diperkirakan sampai ke Malaysia pada tanggal 14 Oktober 2009.

Pemberangkatan berikutnya, 125 relawan pada tanggal 11 Oktober, 125 relawan lainnya pada tanggal 15 Oktober, 600 relawan pada tanggal 17 dan 19 Oktober, dan 400 relawan pada tanggal 22 Oktober. Dan pemberangkatan terakhir pada tanggal 25 Oktober, yaitu 50 tim medis.

Mustar mengaku aksi ini didukung 8.000 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang berada di Malaysia. "Tercatat 8.000 TKI yang siap bergabung dan mendukung gerilya yang dilakukan oleh relawan Bendera," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar